Thursday, May 1, 2014

SALAH PAHAM


SALAH PAHAM

Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh saya bersama paman saya beranjak pulang walaupun malam sudah gelap dan dingin mencabik-cabik.dengan sepeda motor yang melaju kencang kami rasakan dingin semakin menjadi-jadi maklum daerah perbukitan yang kami lalui.di separoh perjalanan pamanku mengerem sepeda motornya dan berhenti di depan sebuah ruko ,ternyata rumah makan masakan padang ,wahh.. maskan yang enak nih sepertinya..
Akupun menunggu di pinggiran jalan di samping sepeda motor yang kami parkir,sementara pamanku memesan nasi ayam goreng “10 ya ujar pamanku menanyakan harga perbungkusnya”,pamanku langsung memberikan uang 50 ribu ,setelah selang beberapa saat “kurang ni mas sahut pemilik restauran “mahal amat  da? “1 bungkusnya 10 ribi mas jadi total 100 ribu ,”lho pamanku balik berkata “ bukan sepuluh bungkus tapi dua bungkus da “.

KAKEK YANG MALANG


KAKEK YANG MALANG

Terlihat dari reruntuhan gedung –gedung yang di porakporandakan angin setahun silam di sebuah kota mati,seorang kakek tua berjalan sempoyongan bagaikan mayat hidup sedang mencari-cari barang-barang yang masih berharga di antara tumpukan puinng-puing bangunan untuk di jual,demi mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Ia hidup hanya sebatang kara dan tak ada yang menghiraukan keadaannya,ia di temani sebuah gubuk kecil yang sudah reot-reot terletak di pinggiran sungai tidak jauh dari gedung-gedung yang runtuh,cukuplah gubuk itu sebagai tempat merebahkan tubuhnya yang kurus ,meskipun tak membuatnya nyenyak.
Ketika malam menjelang ia merasa gelisah tak dapat memejamkan matanya karna kepanasan ,ia pun membuka pintu rumahnya dan memanggil-manggil angin.....angin....ketika itu datanglah angin menghembus dengan sangat kencang  ,dan apa yang terjadi gubuknya pun ambruk...